Diberdayakan oleh Blogger.

Aq Hanya mau ingat neraka

Minggu, 22 November 2009

Seperti kita tahu dan kita rasa sekarang kita hidup di zaman yang telah ditentukan oleh allah, dihidupkan oleh alllah, dan setelah itu akan kemabali dan menuju sebuah zone baru yang disadari atau tidak menuju 2 negara yaitu surga dan neraka. 
Sekarang kita sedang berjalan didunia yang allah sediakan dimana kita mau menuju 2 negara itu, surga atau neraka, itu dua pilihan negara, negara yang akan pilih dan menentukan jejak hidup kita yang akan dipilih. 
Seperti halnya kita tahu allah sudah menjelaskan dalam kitabnya betapa nikmatnya hidup didunia dan indahnya pengalaman di surga juga betapa pedihnya hidup di neeraka, semua sudah tahu. 
Oleh karena itu merupakan dua negara yang akan menjadi negara terakhir kita, maka mulailah dari sekarang memikirkan kemana negara tjuan kita, dan karena berbicara tujuan maka harus ada plan, seperti apa plan kehidupan kita untuk menuju 2 negara pilihan kita itu. 
Lalu 2 negara itu mana yang akan kita pilih?? 
Biasanya pilihan yang akan di ambil adalah yang terbaik dan tetunya akan dikenal dan dipelajari untuk menggapainya??? 
Saya ingin memebrikan gambaran dulu realissasi hidup seperti apa yang igin ditanamkan berkenann dengan dua negara itu, saya tertarik dengan sebuah tulisan yang menyatakan tentang surga dan neraka. 
sebuah ketertarikan, ada pertanyaan yang terlontar untuk kedua negara itu negara mana yang lebih baik yang lebih tertarik untuk didatangi?? 
surga atau neraka...saya sendiri pasti jawab surga tentunya dengan pkiran yang cepat jawabannya seperti itu, pikiran itu muncul dengan cepat seakan - akan jawaban bahwa surga lebih menarik dari neraka sebuah aksiom sederhana. bunyiya cpat seperti itu.surga lebih menarik daripada neraka 

Apa Iya ???? 

Ga tahu, mungkin iya atau tidak 

Pada dasarnya, hal yang ‘menarik’ adalah hal yang lebih sering kita berikan perhatian. Pikiran kita sering didedikasikan supaya tertuju ke sana. Dan, konsekuensinya, telinga kita menjadi lebih sensitif apabila namanya disebutkan, serta intuisi kita menjadi lebih aktif menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa lain. 
Kalau caranya seperti itu, jujur saja, NERAKA lebih menarik buat saya. 
Sebab, pikiran saya jauh lebih sering digunakan untuk memikirkan neraka, ketimbang surga. Jauh lebih sering. Karena kenyataannya, saya tidak terlalu sering berkhayal tentang kenikmatan yang ditawarkan oleh surga — sebaliknya, saya sering sekali merasa cemas tentang siksaan yang kerap kali dipromosikan oleh neraka. Ini terkadang membuat saya berpikir. Barangkali, motivasi terbesar saya untuk menginginkan surga adalah semata-mata karena surga adalah satu-satunya alternatif neraka. Karena, kalau tidak mau ditendang ke neraka, satu-satunya jalan adalah meraih surga. 
Saya akui, saya lebih tertarik pada neraka dari pada surga. Saya lebih sering memikirkan neraka, dan berusaha menghindarinya, ketimbang memikirkan dan mendambakan surga. Tertarik tidak berarti menginginkan bukan? Analoginya barangkali aktivis wanita yang tertarik pada masalah kekerasan rumah tangga… Bukan berarti dia menyukai perbuatan bejat tersebut. 
Jadi, begini. Saya ingin masuk surga. Ingin sekali. Tapi keinginan itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan keinginan saya untuk menghindari neraka. Jadi, kalau saya tidak akan dimasukkan ke surga, lebih baik hilangkan saja. Apa sulitnya menghilangkan sebuah eksistensi? 
Sekarang kemana tjuana kita, visa dan passport seperti apa yang akan kita siapkan untuk menuju sebuah negara dari kedua negara itu. 
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS ArRuum ayat 7)

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP